Wednesday, May 04, 2022

Negosiasi.

Sebuah kejadian kecil kemaren. Mobil yang dikemudikan adik saya bertabrakan dengan sepeda motor yang dikendarai oleh seorang remaja di pertigaan dekat rumah. Dalam kasus ini pengendara sepeda motor yang salah karena dia menabrak.


Kemudian adik saya mendatangi rumah penabrak yang kebetulan juga tetangga, untuk menyelesaian persoalannya. Pada awalnya pengendara sudah merasa bersalah, dan bersedia mengganti biaya perbaikan kerusakan mobil. Namun persoalannya diambil alih orang tua pengendara. Dia malah protes kerusakan motornya juga parah. Intinya mereka tidak mau mengganti biaya perbaikan, dengan alasan yg dibuat oleh orang tua pengendara yang tidak menyaksikan fakta kejadian tapi protes sepeda motornya juga rusak. Serta setumpuk alasan lain yang tidak relevan, misalnya mereka mengatakan sudah kenal keluarga kita sejak lama. Mereka menggiring bahwa mereka juga mengalami kerusakan kendaraan dan kenal keluarga itu dapat menjadikan mereka tidak bersalah utk menghindari penggantian kerugian. Adik saya mengalah dalam negosiasi ini bukan karena fakta kejadian tapi karena menjaga kerukunan  bertetangga.


Dari kasus ini dirasakan bahwa kebenaran dan fakta kejadian dikalahkan dengan tekanan teknik bernegosiasi untuk memenangkan kasus. Celah negosiasi selalu penuh dengan trik dan pressure serta akal2an agar menang. Ini terjadi juga dalam skala besar antar negara, seperti cara Amerika menguasai dunia.


Hidup ini memang bergerak dari satu negosiasi ke negosiasi berikutnya, tapi apakah kita harus membiarkan kehidupan  ini didominasi oleh segala cara trik pressure dalam negosiasi….???


Fikiran dan logika yang jernih serta adil pada kedua belah pihak sangat dibutuhkan dalam negosiasi yang fair, agar pemenang didukung oleh fakta, bukan oleh fakta yang diputar balikkan. (AU-04052022).

Estafet Kehidupan.

Sebagai orang tua dari anak-anak yg sudah dewasa kadang-kadang kita masih memperlakukan anak-anak seperti waktu mereka masih kanak-kanak. Masih saja terjadi pada saat mengambil keputusan yang menyangkut mereka, kita mengambil alih hak anak dengan cara memutuskan sendiri tanpa meminta pendapat mereka. Biasanya ini terjadi pada perkara yang dianggap sederhana dan kelihatan remeh, tapi sesungguhnya secara konsep sangat prinsipil.


Setiap setelah keputusan tersebut diambil, kita sadar bahwa kita telah membuat kesalahan. Oleh sebab itu kita tetap harus belajar dan hati-hati jangan sampai terulang, meskipun sering ada “naluri orang tua” yang  menjerumuskan kepada kesalahan yang sama. Kita tidak boleh menjadikan “naluri orang tua” ini sebagai kambing hitam untuk mengaffirmasi perbuatan kita. Perlu kesadaran terus menerus bahwa kita hanya menghantarkan anak menjadi dewasa, kemudian merekalah yang mengendalikan kehidupannya. Sehingga mereka dapat menjalankan fungsinya sebagai generasi penerus.


Inilah pelajaran berharga yang saya alami pada hari iedulfitri ini. Peristiwa tersebut  terjadi pada saya, meskipun detailnya tidak disampaikan, tapi saya ingin mengajak orang tua yang mungkin mengalami hal yang sama, untuk menyadari posisi kita. Bahwa kita bukan lagi pemain utama, biarkan mereka meneruskan estafet kehidupan. (AU-03052022)


Tuesday, May 03, 2022

Catatan Lebaran 1443/2022

Sudah sejak 2 tahun yang lalu dunia dilanda pandemi covid-19. Di Indonesia kondisi pandemi mulai menurun protokol kesehatan diperlonggar dan semoga bergerak menuju endemi. Dengan mulai longgarnya aturan protokol kesehatan, ekonomi juga mulai menggeliat. Lebaran terasa lebih hidup dan penuh gairah. 


Tradisi mudik di Indonesia sudah menjadi ritual lebaran. Pergerakan manusia mudik ke kampung halaman sangat masif dan dalam periode singkat. Mudik adalah dampak yang berkaitan langsung dengan urbanisasi. Masyarakat rural pelaku urbanisasi serentak ingin berkumpul dengan keluarga dan famili di kampung asal saat merayakan lebaran. Periode mudik ke kampung dan kembali lagi ke kota hanya dalam selang 7 sampai 10 hari selama cuti dari pekerjaan. Dalam periode itulah perpindahan manusia secara masif dari urban ke rural dan sebaliknya. Tahun 2022 ini ditaksir 85 juta pemudik yang bergerak di seluruh Indonesia.  


Pergerakan manusia mudik  menyebabkan perputaran ekonomi dan distribusi finansial menjadi cepat dan membantu pemerataan pendapatan. Apalagi pendapatan ditambahkan dalam bentuk THR yang menambah volume uang yang disebar.


Menarik mempelajari dan merenungkan atas kaitan kultur bangsa, urbanisasi, mudik, distribusi ekonomi, dan prasaran transportasi. Kita perlu bersyukur semuanya itu menggelorakan dinamika kehidupan bangsa, meskipun dalam proses ini mungkin ada korban yang tidak dapat dihindari.


*Seri hikmah puasa diakhiri dengan catatan lebaran ini. Selamat merayakan lebaran Mohon Maaf Lahir dan Bathin.

(AU-02052022)

Puasa (29)

Setiap berbuka selama puasa Ramadhan, kita selalu berusaha agar tidak terjadi “balas dendam” setelah berbuka. Balas dendam yang dimaksud adalah melepas nafsu yang tertahan seharian tanpa kendali.


Sebulan penuh kita berlatih mengendalikan nafsu, waktu yang cukup lama untuk membentuk kebiasaan baru. Akankah terlihat saat iedulfitri dan sesudahnya bahwa kita sudah lulus latihan pengendalian nafsu. 


Merayakan iedulfitri sudah menjadi tradisi, menjadi ritual sendiri di Nusantara kita. Meskipun demikian sebagai hasil latihan selama Ramadhan harusnya tidak dirayakan berlebihan. Harus sesuai dengan kesederhanaan dan kepantasan yang dicontohkan Rasulullah saw.


Semoga dengan menjaga kepantasan dalam merayakan iedulfitri, menjadikan kita sebagai manusia yang selalu sadar dan ingat, conscious, eling, dalam rangka mencapai ketaqwaan. 


Selamat Iedulfitri, minal ‘aidin wal faizin.(AU-01052022)

Saturday, April 30, 2022

Puasa (28)

Pernah suatu hari  saat azan zuhur saya pergi keluar rumah, didepan rumah berjumpa tetangga yang mau shalat ke masjid. Kebetulan rumah saya dekat masjid, tapi saya keluar rumah bukan mau ke masjid. Terbayang dalam fikiran saya mungkin si tetangga itu bertanya dalam hatinya, kenapa saya tidak ke masjid. Boleh jadi dia juga menyombongkan diri karena bisa ke masjid untuk shalat zuhur dibandingkan dengan saya yang tidak.  Kalau kemungkinan itu terjadi, apakah tindakan saya salah karena memantik  orang lain jadi berpikir sombong? Nurani saya berkata meskipun tidak ada niat tapi saya mempunyai kontribusi membuat orang berfikir sombong.


Para ulama sepakat mengatakan bahwa kalau beramal jangan punya pamrih, harus tulus dan lillahi ta’ala dan kita hanya mengharapkan ridha (serta pahala) dari Allah. Disini timbul satu lagi pertanyaan, bukankah dengan mengharap ridha (serta pahala) juga sebuah pamrih? Masih tuluskah kita kalau masih mengharapkan sesuatu? Nurani saya berkata ketulusannya dipertanyakan karena masih punya pamrih.


Pertanyaan-pertanyaan yang timbul dari kejadian diatas menjadi bahan renungan kita menjelang puasa selesai. Bagi saya, walaupun ada bisikan nurani, masih tetap akan menjadi renungan. 

(AU-30042022).

Friday, April 29, 2022

Puasa (27)


Buku Manifesto Islam Cinta oleh Haidar Bagir (Mizan 2022) menarik dan menginspirasi, sekurang-kurangnya bagi saya sendiri.


Cuplikan yang menggugah yang ingin saya elaborasi adalah tentang Islam kaffah. Banyak kesalahkaprahan memahami kaffah. Ada yang memahami kekaffahan sampai harus menentukan ukuran jilbab padahal  esensinya Allah menyuruh menutup aurat dan tidak menonjolkan perhiasan, bahkan ada yg mau mengubah putaran jarum jam kearah kiri sesuai dengan gerakan tawaf, dan banyak lagi hal kecil dan remeh temeh  lainnya. 


Namun ada hal yang paling esensial dan utama yang terlupakan, yaitu Islam rahmatan lil’alamin, dan membentuk akhlak mulia sesuai dengan tujuan pengutusan Nabi saw. Dua hal ini tidak tercermin dalam keseharian mengingat banyaknya kekerasan dan permusuhan yang dibalut dengan agama.

Kelihatannya berislam seolah-olah maksimal sampail detail, tapi nilai yang dicapai minimalis. 


Oleh sebab itu alangkah baiknya kita berislam fokus pada promosi rahmatan lil’alamin dan akhlak mulia. Sesungguhnya dengan  “rahmatan lil’alamin dan akhlak mulia” menjadi jaminan menjadi islam kaffah, termasuk yang berkaitan dengan hal-hal detail dan remeh temeh, dan beragama menjadi maksimal.


Semoga cuplikan ini menjadi bahan renungan pada penghujung puasa Ramadhan ini. (AU-29042022).

Puasa (26)


Apakah syetan itu musuh Allah? Syetan adalah makhluk yang mengajak berbuat jahat yang menimbulkan dosa. Syetan bisa berwujud iblis dan manusia, maka berarti syetan adalah sifat dari makhluk, baik manusia maupun jin. 


Apabila syetan diposisikan sebagai musuh Allah, berarti ada dua kekuatan yang exist, yang satu adalah lawan yang lain. Permusuhan antara dua kekuatan tersebut biasanya terjadi jika memiliki kedudukan setara. Sungguh tidak pada tempatnya Allah dan syetan menjadi setara. Allah adalah satu-satunya kekuatan yang exist tidak punya lawan, kalau dalam istilah bahasa, Allah tidak punya antonim.


Berbeda dengan cinta, bahwa Allah mencintai makhluknya. Mencintai tidak harus dalam kedudukan setara, Allah Maha Tinggi sementara makhluk adalah yang diciptakan Allah. Sebagai contoh: jika kita mencintai kucing tidak berarti kita setara dengan kucing.

Demikian juga dengan murka, tidak perlu dalam kedudukan setara.


Bertolak dari pemikiran diatas, rasanya perlu dicari cara untuk memosisikan Allah dan syetan dalam ungkapan berbahasa. Syetan bukan musuh Allah melainkan musuh besar -‘aduwwu mubin- kita, manusia. 


Semoga puasa kita dapat membelenggu syetan musuh besar kita, seperti yang dijanjikan.

(AU-28042022).


Wednesday, April 27, 2022

Puasa (25)


Pernahkah anda ditanya agama anda. Saya pernah, dan saya jawab dengan jujur bahwa agama saya Islam. Tapi saya bersyukur karena saya tidak pernah menanyakan agama seseorang. Bagi saya agama adalah ranah pribadi yang tidak perlu saya tahu, kecuali saya diberitahu.


Hal yang dibutuhkan manusia dalam perjalanan kehidupan adalah pedoman agar perjalanan lancar dan terhindar dari gangguan. Kebutuhan ini dapat dipenuhi oleh satu system nilai dan perilaku. System yang komprehensif untuk ini adalah agama, karena umur dan establishmentnya sudah teruji dalam waktu yang lama. Ribuan agama telah lahir sejak spesi homo sapiens mulai hidup berbudaya. 


Proses manusia memeluk agama diawali dari masa kanak-kanak atas bentukan keluarga dan lingkungan. Semakin dewasa, yang sebelumnya keimanan yang dibentuk keluarga, berproses menjadi keimanan mandiri. Awalnya beragama berupa kepatuhan, kemudian berproses dan meningkat menjadi keyakinan. Beragama dengan keyakinan dimana yang dirasakan tidak hanya kita memeluk agama, tapi juga merasa dipeluk oleh agama. Bayangkan kalau anda memeluk seseorang seakan-akan anda melindunginya, dan kalau dipeluk (oleh ibu misalnya) anda merasa terlindungi. Tapi tidak semua orang mengalami peningkatan ini.


Semoga dalam puasa Ramadhan ini semakin meningkatkan keyakinan keberagamaan kita, sehingga kita tidak hanya memeluk Islam tapi juga dipeluk oleh Islam. (AU-27042022)

Puasa (24)


Bismillahi rahmani rahim, dengan nama Allah yang Rahman dan Rahim, selalu dipakai sebagai kata awal sebelum kita bertindak. Rahman dan Rahim diterjemahkan dengan Maha Pengasih dan Maha Penyayang. 

Jika seseorang benar2 mengimani Allah Sang Pencipta secara bersungguh-sungguh, maka sudah sewajarnya kita juga mengimani ke-Maha-pengasih dan Maha-penyayang-annya.  


Mengimani Allah yang pengasih dan penyayang akan membuat kita mempersepsi Allah yang juga maha baik. Dia selalu mengasihi makhluk ciptaannya, karena untuk itulah Dia mencipta.  Kita harus menghindari pikiran Allah yang suka menghukum atau menyiksa makhluknya, meskipun itu ganjaran atas kesalahan. Yang ada hanya purifikasi, pengembalian ke jalur yang benar, pemurnian kembali, kadang-kadang memang terasa pedih, yang secara umum disebut sebagai azab.


Dia tidak semau-maunya menghukum tapi hanya mengembalikan ke jalur seharusnya atau purifikasi. Mari dengan puasa kita dekati Dia dengan cinta seorang kekasih. (AU-26042022).




Puasa (23)


Hidup adalah anugerah.  Banyak hal positif yang bisa dilakukan, sehingga waktu tidak terbuang sayang. Namun banyak juga yang menyia-nyiakan waktu dengan berbuat hal destruktif. 


Salah satu tindakan destruktif adalah perseteruan sesama umat beriman. Biasanya masalah yang menjadi penyebab adalah perbedaan tafsir yang bersifat khilafiyah. Perbedaan ini kemudian berkembang sampai pada salah satu pihak mengkafirkan pihak yang berbeda, dan ada pihak yang merasa menjadi pembela agama bahkan pembela Tuhan. Tidak jelas sejauh mana kemampuan manusia sehingga bisa membela Tuhan yang Maha Kuasa dan Maha Kuat. Dan juga alasan membela Tuhan atas musuh-musuhnya, sungguh absurd Tuhan sang Pencipta seluruh alam ini mempunyai musuh.


Jika yang dilihat perbedaan maka semua akan menjadi masalah. Sikap positif adalah pendekatan atas banyaknya kesamaan. Lihatlah semua umat beriman pada kenyataannya punya platform yang sama, yaitu aqidah, ketauhidan, rukun iman, rukun islam,  praktek ibadah, dan banyak lagi yang sama. Sewajarnya perbedaan khilafiyah diterima ditengah banyaknya persamaan, sehingga hidup menjadi damai.


Semoga dengan dasar kesamaan kita dapat mencapai persatuan umat. Perbedaan itu absah adanya sehingga dibutuhkan persatuan, Tuhan pun tidak menghendaki keseragaman karena kalau dia menghendakinya dia akan menciptakan semuanya seragam. 


Mari kita renungkan dalam pelatihan spiritual selama Ramadhan. (AU-25042022).

Sunday, April 24, 2022

Puasa (22)


Selama kita hidup di dunia yang didambakan adalah hidup nyaman, aman dan bahagia. Kehidupan demikian seolah surga di akhirat dipindahkan ke dunia fana ini. Harapan hidup demikian sangatlah pantas karena hidup sesungguhnya dibimbing oleh suatu system. 


System yang biasa dan banyak dianut adalah agama. Jelas disini agama sebagai guidance atau petunjuk hidup, menuju kenyamanan tersebut. 


Agama yang diyakini tentunya akan membawa kita ke kenyamanan dan kebahagiaan. Jika agama membuat kita sulit dan “ribet”, perlu dievaluasi cara beragama kita. Karena sesuai dengan naturenya, pedoman tidak pernah menyulitkan karena tujuannya adalah mempermudah. 


Agama Islam melalui salah satu ibadahnya yaitu puasa mengajak umat bermeditasi dan berdialog dengan nurani sendiri. Mudah2an dengan meditasi itu kita bisa beragama dengan lurus dan tidak “ribet”, dan bisa “membawa” surga ke dunia. (AU-24042022).

Saturday, April 23, 2022

Puasa (21)


Belakangan ini ada beberapa perbuatan baik yang dilakukan tidak pada lokasi normal. Meskipun perbuatan baik seperti pembacaan kitab suci secara ramai-ramai di trotoar dan jalan umum, namun mengusik adab dan akal sehat. Apalagi di tempat umum alih-alih berbagi ruang, malahan dapat merampas hak orang lain untuk memakai fasilitas tersebut. 


Sesungguhnya puasa dapat mencegah hal tersebut. Puasa adalah pengendalian diri dengan mengutamakan kebajikan bukan eksklusifitas.  Puasa juga melatih kontemplasi dan berdialog dengan diri sendiri untuk menjernihkan pikiran, yang ujungnya menjadikan kita berakhlak dengan akhlaqul karimah sesuai dengan tujuan beragama.


Mari kita kontemplasi dan berdialog dengan nurani dengan harapan tercapai kenikmatan spiritual lailatul qadar. (AU-23042022).




Friday, April 22, 2022

Puasa (20).


Seorang yang sedang berpuasa biasanya menahan marah atau menahan nafsu destruktif lainnya, pada siang hari dengan alasan sedang berpuasa. Ini memang salah satu tujuan dari puasa yaitu mengendalikan nafsu amarah yang kalau dilepas akan membatalkan puasa.


Namun ini tidak berarti bahwa di malam hari habis maghrib setelah berbuka, kita boleh melepas nafsu amarah tersebut. Sesungguhnya periode puasa itu sebulan penuh bulan Ramadhan. Sebulan penuh di siang hari kita tidak boleh makan, minum dan sex; sedangkan pengendalian nafsu amarah dan nafsu destruktif lainnya tetap sepanjang bulan. Dengan demikian esensi puasa sebagai latihan, berlangsung sebulan penuh sesuai dengan perintahNya.


Semoga kita dapat menjalankan ibadah puasa dengan lengkap yaitu puasa makan minum dan sex di siang hari dan pengendalian nafsu amarah dan nafsu destruktif lainnya siang malam selama Ramadhan. Diharapkan selepas Ramadhan kita menjadi manusia yang kembali fitrah dan bisa mengendalikan nafsu sebagaimana dilatih selama sebulan penuh. (AU-22042022)

Thursday, April 21, 2022

Puasa (19).

 

Hampir setiap hari pesan masuk di beberapa grup WA saya. Modusnya hampir sama mengingatkan waktu shalat tahajud, atau mengingatkan untuk sahur kalau malam senin dan kamis. Pesan ini mulai berhenti sejak awal puasa Ramadhan, dan seperti tahun yang lalu biasanya setelah Ramadhan akan kembali terulang.


Sesungguhnya ibadah sunnah shalat tahajud, puasa senin kamis, adalah ibadah personal yang tidak perlu dipublish ke publik. Saya tidak tahu persis maksud pesan2 WA tersebut. Pesan itu bolehjadi pesan yang tulus mengingatkan, atau sedang pamer bahwa pengirim mengabarkan bahwa dia shalat tahajud atau puasa senin-kamis. Kita bersyukur kalau tulus mengingatkan, meskipun ini tidak utama. Tapi jika ini sebagai pamer, karena dibaca sekian banyak anggota grup WA, maka perlu kita hindari. Sadarilah pamer ibadah tergolong riya, dan merupakan perbuatan tidak terpuji.


Selama puasa Ramadhan ini, kita terus berlatih menjaga tindakan kita agar puasa kita menghantar kita menjadi manusia bertaqwa. Termasuk menjauhkan diri dari riya.

(AU-21042022).

Wednesday, April 20, 2022

Puasa (18).


Ada pepatah Cina mengatakan: “Orang bijak membuat keputusan sendiri, sementara orang bodoh mengikuti pendapat umum”. Oleh karena itu kita harus berusaha menjadi orang bijak, karena pendapat umum tidak selalu benar.


Pendapat umum sangat dipengaruhi oleh beberapa pihak dengan kepentingan masing2. Zaman sekarang satu kekuatan baru yaitu media sosial sangat berperan. Dia langsung masuk keranah pribadi kita tanpa permisi. Seringkali berita dari medsos sudah dititipi misi mempengaruhi opini utk kepentingan pihak tertentu. Formatnya bisa berita bohong atau hoax, pelintiran berita atau  rekayasa berita. Saking efektifnya media sosial ini sampai media mainstream dan media konvensional juga ikut memanfaatkan media sosial untuk menyebarkan berita. 


Melihat kenyataan ini kita harus sangat selektif menerima suatu berita.  Cara yang baik adalah kritis mempertanyakan keabsahan dan logika suatu berita, jika perlu lakukan cek dan ricek.


Puasa termasuk melatih sensitifitas pikiran sebagi proses menuju taqwa. Sebagaimana kita bahas sebelumnya bahwa pribadi bertaqwa adalah pribadi dengan tingkat awarenes yang tinggi dan eling. Pemikiran kritis juga termasuk disini. 


Semoga dengan puasa kita bertambah bijak dan opini kita tidak mudah diinfiltrasi oleh kepentingan pihak lain.

(AU-20042022).




Tuesday, April 19, 2022

Puasa (17)


Bulan Ramadhan di Indonesia juga dikenal sebagai bulan puasa. Karena sebagian besar penduduk Indonesia beragama Islam, maka bulan puasa telah membentuk tradisi tersendiri bagi masyarakat Indonesia, disamping aktifitas ibadah.


Beberapa tradisi seperti menyediakan daging buat keluarga sebelum memasuki bulan puasa, mengantar makanan untuk berbuka ke saudara, dan lain sebagainya, di setiap daerah punya kekhasan sendiri. Bagi masyarakat yang lebih urban ada acara berbuka bersama yang memberikan kebahagiaan tersendiri. Anak2 bermain meriam bambu sampai bermain mercon. Atau rame2 membangunkan penghuni lingkungan untuk bersahur sampai dengan memukul beduk menjelang idulfitri sebagai akhir puasa. 


Masih banyak tradisi lokal lainnya yang kesemuanya ini adalah kekhasan Islam di Nusantara. Dengan tradisi tersebut menjadikan ikatan silaturrahmi dan kekerabatan terjalin dengan akrab dari tingkat anak2 sampai orang dewasa.


Tradisi tersebut merupakan kearifan lokal, dan sepanjang tidak melanggar aturan dan tidak saling mengganggu perlu kita lestarikan. Sehingga kehidupan kita sebagai makhluk sosial menjadi semakin lengkap dan kaya. (AU-19042022).


Puasa (16)


Ada yang mengatakan bahwa manusia adalah ‘homo economicus’. Spesi homo sapiens yang selalu mempertimbangkan untung rugi atas segala sesuatu. Ukuran yang dipakai adalah sejauh mana kebutuhan dan keinginan terpenuhi versus usaha yang dilakukan. Untuk beberapa segi kehidupan memang perlu, tapi tidak semua perlu pakai ukuran ekonomi.


Demikian juga dalam kehidupan beragama kebanyakan manusia mengukur untung rugi bagi pribadinya. Ukuran yang dipakai adalah pahala yang dijanjikan.


Tidak ada yang salah dalam mengharapkan pahala, karena itu sudah dijanjikan. Sebenarnya sesuatu yang sudah dijanjikan tidak perlu lagi dijadikan orientasi suatu tindakan, termasuk ibadah puasa. Biarkan dia mengalir sesuai dengan seharusnya. Dengan demikian pamrih atas pahala bisa kita tinggalkan dan berusaha untuk bertindak demi ketulusan, dalam Islam disebut sebagai “lillahi ta’ala”.


Mari kita berusaha dalam setiap segi kehidupan untuk tulus dan lillahi ta’ala. Semua keuntungan sudah dijanjikan sesuai dengan aturannya, dan kita pasti akan memperolehnya…… demikian hukum Allah di alam ini.

(AU-18042022).

Sunday, April 17, 2022

Puasa (15)


Melewati separuh bulan Ramadhan, kesibukan umat secara tradisional mulai beralih pada harapan akan pertemuan dengan lailatul qadar. Yaitu suatu malam yang dipenuhi rahmat bagi yang diberi kesempatan merasakannya. Malam dimana kenikmatan spiritual akan dirasakan.


Kebanyakan dari kita mengharapkan dan menunggu malam tersebut, konon terjadinya di malam-malam ganjil pada minggu terakhir Ramadhan. Tidak ada yang tahu secara pasti kapan saatnya malam itu datang. Banyak yang “berburu” malam itu dengan melakukan ibadah dan i’tiqaf di masjid, namun amat minim testimoni dari yang pernah merasakannya. Secara keimanan kita percaya bahwa pasti ada yang akan diberi rahmat untuk mengalaminya.


“Perburuan” malam itu yang paling baik adalah mempersiapkan diri kita untuk menerima malam lailatul qadar. Kita mempersiapkan diri secara spiritual dan moral serta hidup dalam akhlak yang karimah. Hanya dengan kesiapan itu kita mungkin dikarunia lailatul qadar. 


Semoga….! 


(AU-17042022)


Puasa (14)


Salah satu amal yang lazim juga dilakukan di bulan Ramadhan adalah menyantuni anak yatim. Amalan ini mendampingi ibadah puasa agar suasana latihan tentang keperdulian atas sesama selama puasa dapat terjaga. 


Kita biasanya menyantuni mereka dengan keperluan fisik anak-anak tersebut. Biasanya kita menyerahkan sumbangan dana atau materi sambil mengusap kepala mereka. Langkah ini sudah benar, akan tetapi anjuran mengusap kepala anak yatim perlu kita terjemahkan lebih dalam. 


Santunan anak yatim yang kadang terlupakan adalah limpahan cinta dan kasih sayang. Tidak cukup hanya memberi kebutuhan materi fisik, memberikan cinta dan kasih sayang lebih utama, karena keyatiman seseorang tidak hanya kehilangan sumber nafkah tapi juga kehilangan kasih sayang dari orang tua yang telah tiada.


Mari kita lakukan santunan yatim dengan lengkap, tidak hanya dana atau materi fisik, tapi juga cinta dan kasih sayang sebagai implementasi “usapan kepala” dengan tepat.

(AU-16042022).

Puasa (13)


Hari ketigabelas, apakah yang telah dirasakan dan dialami setelah melalui hampir separuh bulan Ramadhan? 


Mungkin secara fisik sudah banyak yang terasa. Saya merasakan perut terasa nyaman, berat badan turun kl 1 kg dan siang hari sekitar lohor terasa ngantuk dan perlu tidur sekitar 30 menit sampai 1 jam. Secara keseluruhan kesehatan semakin baik atau minimal stabil.

Orang lain pasti punya pengalaman yang berbeda. Dari pengalaman fisik, kita bisa mengevaluasi diri atas pengaruh puasa yang kita rasakan. Dapatkah puasa memperbaiki kesehatan atau malahan menambah tidak sehat? Kalau sejujurnya membuat kesehatan menurun, menurut saya bukanlah karena kurangnya iman tapi mungkin kondisi tubuh kita sesang tidak baik dan barangkali perlu konsultasi ke dokter.


Pengalaman spiritual juga akan dirasakan setelah menjalani puasa. Mungkin ada yang merasa lebih dekat dan menyatu dengan alam sekitar. Pengalaman ini sangat pribadi dan sulit untuk diceritakan. Sudah pasti setiap individu juga merasakan pengalaman spiritual yang berbeda, dan bahkan mungkin tidak mengalami apa-apa.


Pengalaman spiritual ini perlu dideteksi dengan sensitifitas yang lebih tinggi. Tidak ada petunjuk teknis untuk ini. Kita perlu merenung dan merenung, menggali pengalaman spiritual yang dialami. 

Mari kita sama-sama merenung…..!(AU-15042022)


Thursday, April 14, 2022

Puasa (12)


Suasana dan kebiasaan umat selama pelaksanaan ibadah puasa amat beragam tergantung dengan iklim dan kebiasaan lokal dimasing-masing negara. Di Arab Saudi  yang panas dan gersang, biasanya sebagian besar aktifitas ekonomi bergeser ke sore dan malam hari, suasana siang hari menjadi sepi.


Di Indonesia yang tropis dan lembab kelihatannya aktifitas tidak banyak terpengaruh karena puasa. Beberapa kelonggaran memang diterapkan misalnya pengurangan jam pelajaran sekolah atau jam kerja/aktifitas bisnis.


Hal yang menarik di Indonesia adalah aktifitas dalam keluarga. Kegiatan ibadah puasa dalam keluarga mempunyai kesan tersendiri, sesuai dengan pola hidup setiap suku bangsa yang beragam. Pada umumnya acara berbuka bersama keluarga merupakan peristiwa yang paling mengesankan. Acara berbuka puasa hampir selalu dihadiri oleh segenap keluarga, yang biasanya kebersamaan ini mulai jarang diperoleh akibat kesibukan masing-masing. Hubungan sesama anggota keluarga bertambah akrab dalam acara berbuka bersama. Bahkan dalam beberapa kelompok yang lebih besar atau perkumpulan sengaja diadakan acara berbuka bersama, sehingga hubungan silaturahmi semakin akrab dan guyub.


Keakraban ini akan selalu dikenang sampai puasa berikutnya, inilah salah satu hikmah yang menyertai ibadah puasa. Semoga kita mendapatkan hikmah yang bertambah dalam puasa tahun ini. (AU-14042022)


Wednesday, April 13, 2022

Puasa (11)


Dalam tulisan serial Puasa sebelumnya, kita bicarakan efek puasa antara lain membelenggu syetan. Sejalan dengan itu ibadah shalat juga punya efek positif. Ini ditegaskan dalam firman Allah dalam surat al-Ankabut ayat 45: “….sesungguhnya shalat itu mencegah perbuatan-perbuatan keji dan munkar…..” 


Sebagaimana puasanya umat yang mengendalikan nafsu manusia sehingga syetan terbelenggu dan tidak bisa menggoda. Demikian pula dengan shalatnya umat, mengendalikan nafsu manusia agar tidak berbuat keji dan munkar. Seyogianya semakin banyak umat yang menunaikan shalat sesuai dengan perintah Allah, semakin jauh berkurang perbuatan keji dan munkar. 


Sekarang kita perlu mensyukuri kenyataan hari ini semakin banyak orang yang patuh menunaikan shalat, kita lihat tempat shalat di area publik seperti mall, stasiun, dll menyediakan fasilitas masjid atau musholla yang representatif. Ini menunjukkan semakin banyak umat yang mematuhi perintah shalat. Namun disisi lain perbuatan keji dan munkar semakin marak. Semakin banyak penipuan dan korupsi, semakin banyak pelecehan seksual yang bahkan dilakukan oleh guru dan pemuka agama.  Satu kondisi yang kontradiktif dengan firman Allah diatas.


Saatnya kita mengevaluasi ibadah shalat kita. Apakah kita sudah meresapi makna dan hakikat shalat. Apakah kita sudah shalat dengan tulus dan lillahi ta’ala? Kenapa masih saja ada kekejian dan kemunkaran?


Mari, kita semua, melakukan muhasabah diri masing-masing. (AU-13042022)

Puasa (10)


Kemarin terjadi unjuk rasa mahasiswa memprotes beberapa hal yang ditujukan kepada penyelenggara negara. Unjuk rasa untuk memprotes program atau kinerja penyelenggara negara memang hak setiap warganegara.  Terlepas dari kebenaran subyek serta obyek dari protes dalam unjuk rasa ini, kita perlu prihatin atas kejadian pengeroyokan yang brutal terhadap kemanusiaan pada unjuk rasa didepan gedung DPR RI. Kejadian ini telah mencederai sistim demokrasi yang telah kita sepakati bersama.


Unjuk rasa yang dilakukan dalam bulan suci Ramadhan dimana sebagian besar dari pengunjuk rasa sedang menjalankan ibadah puasa. Sebagaimana dalam tulisan terdahulu (Puasa 4), syetan terikat atau terbelenggu oleh puasanya umat selama Ramadhan. Kenyataan yang terjadi kemarin, ternyata belenggu syetan terlepas, karena terjadinya pengeroyokan tersebut.


Apakah ini refleksi dari ketidak berhasilan puasa para pelaku dalam rangka mengikat syetan? Hanya Allah swt yang tahu. (AU-12042022)

Monday, April 11, 2022

Puasa (9)


Hari ini terlambat mengisi tulisan hikmah puasa pada hari ke 9. 


Sementara menjalankan ibadah puasa, ibadah lain akan membantu menjaga suasana puasa kita. Bahkan dari pengajian katanya pahala ibadah dibulan puasa akan dilipatgandakan, ini sangat memprovokasi pemburu pahala. 


Apapun ibadah yang dilakukan, terutama yang menambah kebahagiaan dan membantu orang lain (ibadah sosial) adalah baik. Perkara pahala terserah Tuhan, yang penting kita jalankan dengan ikhlas dan tulus tanpa pamrih (lillahi ta’ala). 


Untuk beribadah apalagi ibadah sosial perlu sangat hati-hati karena mudah sekali terjerumus kedalam riya. Pada saat berpuasa kita dapat belajar beribadah dengan ikhlas dan tulus. Puasa yang sebulan penuh menahan lapar dan haus di siang hari, pada awalnya terasa sebagai beban kewajiban, namun setelah beberapa hari menjadi rutin dan dapat berubah menjadi tulus, walaupun rutinitas juga dapat membuat lupa.


Demikian juga ibadah sosial dapat dianalogikan dengan berpuasa, semakin sering dilakukan semakin tulus. 


Semoga. 

(AU-11042022).

Sunday, April 10, 2022

Puasa (8)


Memasuki puasa hari kedelapan, latihan sudah mulai nyaman. Ritme kehidupan mulai tertib dan lancar. Puasa mulai terasa sebagai rutinitas.


Kita harus mulai waspada, karena rutinitas biasanya membuat orang terlena dan lupa bahwa dia sedang berpuasa dalam rangka melatih diri menuju manusia bertaqwa.  

Latihan meningkatkan awareness atau kesadaran sedang berpuasa perlu dijaga. Untuk itu biasanya kita melakukan ibadah sunnah yang tidak berkaitan langsung dengan puasa. Bahkan para ulama mendakwahkan imbalan pahala berlipat untuk ibadah sunnah tsb. Tidak lain ini dilakukan utk menjaga atmosfir puasa.


Semoga kita tetap terjaga dalam atmosfir puasa sehingga tetap merasa berada dalam latihan menuju taqwa. (AU-10042022)

Puasa (7)


Kita segera dapat menandai bahwa apabila iklan sirup, kue kaleng, dan sarung mulai gencar secara spesifik pada media cetak atapun elektronik, berarti bulan puasa dan lebaran sudah dekat. Karena media (termasuk iklan) adalah refleksi dari nilai dalam kehidupan masyarakat. 


Konsumsi makanan melebihi kebiasaan sehari-hari, merupakan kebiasaan umum orang yang berpuasa di negeri ini.  Setelah berpuasa seharian mereka selalu menyediakan makanan ekstra untuk berbuka seperti sirup, kolak, manisan, dll.  Tidak hanya makanan ekstra, tapi makanan utama (main dish) juga disajikan beragam melebihi kebiasaan yang dibutuhkan. Seolah tidak makan sepanjang siang diiringi “balas dendam” di malam hari. 


Puasa yang demikian adalah puasa yang orientasinya pemuasan fisik semata. Sementara dimensi spiritualnya sebagai hakekat puasa terabaikan. Logisnya selama puasa, terjadi penghematan pada konsumsi makanan, karena waktu makan jauh berkurang. Seperti kita fahami dalam Islam segala sesuatu yang berlebihan adalah perbuatan tidak baik.


Semoga ke depan kita dapat membantu mengubah kebiasaan berlebihan ini sehingga kehidupan akan lebih sehat dan nyaman baik fisik maupun psikis. (AU-09042022)


Puasa (6)


Secara syari’at puasa adalah kewajiban, dan konsekwensinya adalah seperti menjadi beban bagi umat yang diperintah. Puasa diposisikan sebagai ibadah yang mandatoris. 

Sebagian umat yang hanya melaksanakan ibadah puasa seolah-olah melepaskan beban atau “melunasi hutang” kepada Tuhan.  

Orang yang berpuasa pada tingkat demikian disebut puasa awam, hanya untuk menggugurkan kewajiban syari’at seperti yang diperintahkan.


Ada puasa yang lebih tinggi, dimana orang melakukan puasa dengan kehadiran hati sepenuhnya, bukan sekedar menahan larangan (makan, minum, dsb) saja. Pada level ini puasa sudah seperti menjadi kebutuhan bukan lagi sekedar menunaikan kewajiban. Puasa level ini tidak hanya menunaikan yg wajib saja tapi juga menjaga diri menjauhi hal yang makruh. Ini adalah puasa umat yang khos, yang khusus. Puasa ini memberikan kepuasan bathin yang tinggi atidak hanya merasakan lapar dan haus saja.


Tidak hanya ibadah puasa, kewajiban ibadah lain juga mempunyai level yang sama. Yaitu level awam sebagai pemenuhan kewajiban syari’at, dan level khos yang memberikan kepuasan spiritual.


Semoga kita dapat berpuasa dan beribadah lain dengan level yang semakin meningkat sehingga menentramkan hati yang juga berdampak menentramkan komunitas dan lingkungan sekitar.

(AU-08042022)

Thursday, April 07, 2022

Puasa (5)


Sering didengar dari khutbah atau pengajian bahwa pada bulan Ramadhan umat muslim dianjurkan banyak beribadah karena pahalanya akan berlipat ganda. 

Ada dua macam ibadah dalam Islam, yaitu ibadah mahdah dan ghairu-mahdah. Ibadah mahdah adalah ibadah yang diperintahkan yang biasa disebut “yang ada dalilnya”. Ibadah ini termasuk shalat, puasa, zakat, haji. Sementara ghairu- mahdah adalah semua perbuatan yang baik diluar ibadah mahdah, tidak ada dalil syar’i utk ibadah ini. Misalnya makan dengan niat baik, dilakukan dengan tertib dan tidak memakan makanan yg diharamkan termasuk ibadah ghairu-mahdah, seperti juga laku tradisional lainnya yang baik dan tidak melanggar aqidah, bahkan bersenggama dengan istri yang sah juga termasuk ibadah ini.


Ibadah selalu diiming-imingi dengan pahala sebagai balasannya. Sudah sewajarnya umat segera tergerak melakukan ibadah dengan iming2 tersebut, apalagi pahalanya dijanjikan berlipat di bulan Ramadhan.


Satu hal yang perlu dilakukan di bulan Ramadhan adalah melakukan ibadah dengan seimbang. Jangan hanya rajin shalat sunnah tarawih, tahajud, dhuha, dll disamping shalat wajib; yang mana benefitnya hanya bagi diri pribadi. Tapi juga membantu orang lain dalam segala hal, berupa sedekah, infaq, dan laku lain yang memberi benefit kepada manusia dan lingkungan sekitar. 

Kalau masih punya orang tua, atau ada anak terlantar yang perlu dirawat, maka rawatlah dengan benar dan sungguh2. Ibadah ini sama nilainya dengan ritual ibadah mahdah. Kalau diukur dengan pahala, tetap akan berlipat apalagi kalau dilakukan sepanjang waktu, tidak hanya di bulan Ramadhan.


Hidup ditengah keberagaman diperlukan  karakter yang tidak individualis, sehingga dalam ibadah pun tidak terkesan hanya mengumpulkan pahala saja, tapi juga bermanfaat pada yang lain.


Semoga kita selalu menjadi manusia yang bermanfaat bagi manusia lainnya. (AU-07042022)

Wednesday, April 06, 2022

Puasa (4)


Hari ini hari ke empat puasa Ramadhan 1443. Perenungan dan penggalian  hikmah puasa semoga tetap berlanjut. 


Sudah sering kita dengar bahwa selama Ramadhan syetan diikat, sehingga tidak akan ada kejahatan yang merupakan pekerjaan syetan selama Ramadhan.  Tapi kejahatan masih terlihat disana-sini.


Syetan adalah makhluk yang bersifat jahat dan merusak,  yang terdiri dari jin dan manusia. Syetan selalu menarik dan mempengaruhi manusia untk berbuat ingkar termasuk berbuat jahat dan merusak. Dipercayai bahwa syetan diikat, membuat kita bertanya siapa yang mengikat dan kenapa hanya pada bulan Ramadhan?


Selama puasa umat diwajibkan untuk tidak melakukan sesuatu yang halal dikerjakan. Sesuatu yang halal saja dilarang apalagi yang haram. 

Apa yang terjadi kalau umat melaksanakan puasa dengan benar dan sungguh2? Tentu dengan sendirinya tidak ada perbuatan mungkar, kejahatan, penyalahgunaan kekuasaan serta hal yang merusak lainnya. Kesemuanya itu adalah pekerjaan syetan.


Jadi siapa yang mengikat? Pelaksanaan puasa yang benar dan sungguh2  oleh umat sendirilah yang menyebabkan syetan terikat. Dan kenapa pada bulan Ramadhan, karena pada Ramadhan ini tingkat kepatuhan manusia untuk menjauhi larangan sangat tinggi. Itulah sebabnya Ramadhan disebut sebagai bulan latihan, melatih diri utk tidak berbuat mungkar dengan kata lain berlatih mengikat syetan….. Dan mungkin masih ada yang belum berpuasa dengan benar jika disana-sini masih ada kejahatan.

 

Selamat berpuasa dan semoga berhasil mengikat syetan ….selamanya. (AU-06042022).

Tuesday, April 05, 2022

Hal Kecil yang Berdampak Besar

 Hal Kecil yang Berdampak Besar. 


Manusia jujur itu adalah yang memiliki integritas tinggi. Dia yang bertindak dan bersikap dengan baik dan benar meskipun tidak ada yang mengawasinya.

Hari ini pengalaman saya naik taksi online di Bandung. Seperti biasa kalau naik taksi, saya ngobrol dengan pengemudi. Tujuan saya adalah bangunan yang pintu masuknya persis diputaran sebuah bulevard yang ramai di jalan Sukarno-Hatta. Setelah dekat ke tujuan saya sarankan pengemudi untuk belok di putaran dimaksud dan langsung masuk ke gedung. 

Si pengemudi menolak saran saya dengan halus, dia mengatakan kalau kita belok di sana akan mengganggu pengguna lalu lintas lain dan bahkan akan celaka karena lalulintas cukup ramai dan cukup cepat. Dia kemudian berbelok diputaran berikutnya dan pelan2 memilih jalur keluar ke tujuan.


Setelah sampai di tujuan saya tidak sadar telepon genggam (HP) saya tertinggal di jok mobil, baru saya sadari setelah beberapa lama. Saya cukup panik, saya berusaha menelpon HP tsb dengan HP lain.

Kira2 15 menit kemudian taksi yg saya tumpangi tadi muncul kembali mengantarkan HP saya. Pengemudi menyadari karena HP berdering terus di jok belakang, dia berkesimpulan HP saya tertinggal dan dia kembali mencari saya.


Hari ini saya berjumpa dengan salah satu manusia  berintegritas. Ini ditunjukkan dalam cara bersikap dalam berlalu lintas dan mengembalikan hak orang lain. 


Keduanya kelihatan sepintas merupakan hal kecil, tapi perlu disadari hal2 kecil seperti ini yang akan berdampak besar dalam membentuk kedamaian dan ketentraman dunia.(AU-24032022)


Puasa (3)


Perintah puasa diwajibkan sebagaimana telah dilakukan pada umat terdahulu untuk menjadikan orang beriman menjadi bertaqwa. Pertanyaannya apakah puasa yang dimaksud sama tatacaranya dengan umat terdahulu tersebut? Bermacam cara dan waktu berpuasa yang diketahui dari dulu sampai sekarang ini ternyata tidak ada yang sama. Hanya ada satu kesamaannya yaitu puasa adalah berpantang melakukan sesuatu. 


Tatacara puasa umat Islam yang dikenal sekarang utamanya adalah berpantang makan, minum, dan berhubungan sex mulai sejak fajar sampai matahari terbenam. Ini adalah penafsiran manusia atas ayat surat al-Baqarah 187. Kemudian tafsiran ini diperluas secara logis agar tidak berghibah, berbuat jahat, dan hal jelek lainnya yg pada prinsipnya terlarang walaupun tidak berpuasa. 


Sesungguhnya yang terlarang selama puasa adalah melakukan hal yang sebenarnya tidak terlarang di luar waktu puasa.


Selanjutnya memotret waktu berpuasa, yang tidak terpisahkan dari tatacara berpuasa. Waktu berpuasa secara makro adalah satu bulan penuh di bulan Ramadhan. Bulan Ramadhan adalah referensi waktu peredaran bulan (qamariyah), sementara secara mikro berpuasa adalah mulai dari fajar sampai terbenamnya matahari (syamsyiah).


Dua standar kalender ini memberikan solusi bagi seluruh umat yang hidup diseluruh bumi. Orang2 yang tinggal di daerah sub-tropis utara dan selatan secara periodik akan mengalami hari2 puasa pendek dan panjang, mulai dari 8 jam dimusim dingin sampai 22 jam bahkan lebih di musim panas. Bahkan ada titik di bumi yang siang dan malamnya selama 6 bulan, syukurlah disana tidak ada penduduk yang bermukim dan tidak menimbulkan masalah dalam berpuasa. Namun para fuqaha juga menafsirkan agar ada solusi untuk daerah yang siang dan malamnya ekstrim ini. Bagi yang hidup di daerah tropis agak diuntungkan dengan lama puasa tetap sepanjang tahun yaitu sekitar 12-14 jam.


Semoga kita dapat selalu menggali ilmu dalam menafsir keberagamaan kita.

(AU-05042022).

Puasa (2)


Sudah menjadi paradigma umum dimana manusia selalu mempertimbangkan untung-rugi dalam setiap tindakan yang akan dilakukan. Ada tindakan yang instinktif, jika itu menyangkut keselamatan diri dan kehidupan sendiri. Beraktifitas sosial dalam kehidupan bermasyarakat juga memerlukan laku yang harus dan tidak boleh dilaksanakan yang kesemuanya dikaitkan dengan keuntungan apa yang diperoleh dengan laku tersebut. 


Memperoleh keuntungan personal sudah lumrah bagi kalangan umumnya manusia, kecuali manusia yang terpilih yang ada pada level atas tidak lagi perduli pada pamrih keuntungan tersebut.


Perintah puasa bagi umat muslim juga akan menimbulkan pertanyaan bagi umumnya umat. Puasa tidak hanya perintah tapi akan selalu diberi alasan atas keuntungan yang diperoleh kalau melaksanakannya.


Puasa sudah dilakukan manusia sejak dahulu, sejak sebelum zaman Nabi Muhammad saw. Makanya  kewajiban berpuasa diperintahkan Allah swt dengan menarasikan “sebagaimana telah diwajibkan kepada umat sebelumnya”.

Secara esensial puasa adalah latihan yang sangat bermanfaat. Ini terlihat dari berbagai jenis puasa yang dilakukan umat sejak dulu sampai saat ini. Ada puasa untuk latihan agar pencernaan sehat, atau untuk melatih kedisplinan diri dalam rangka mendalami suatu ilmu, dan banyak lagi. Mereka berpuasa sebagai ajang pelatihan untuk memperoleh sesuatu.


Sesuai dengan perintah Allah swt, umat Islam berpuasa agar menjadi manusia bertaqwa. Manusia bertaqwa adalah sebuah martabat yang tinggi, martabat inilah keuntungan bagi yang melaksanakan puasa. Dalam berpuasa, manusia dilatih dengan menahan  keinginan atau nafsu dasar yang sudah inheren sejak awal dan juga termasuk keinginan destruktif lain. Keinginan dasar adalah seperti makan dan minum, serta keinginan sexual. Ikut juga ditahan keinginan lain yang tidak terpisahkan dan perlu dikendalikan seperti marah, ghibah, dan kebiasaan lain yg tidak terpuji.

Melalui latihan selama berpuasa, diharapkan manusia mengenal dirinya dan tidak berbuat hal yang merusak. Setelah melewati pelatihan ini kesadaran personal semakin meningkat, selalu waspada, alert, dan berbuat baik bagi sesama makhluk dengan penuh empati dan kasih sayang.


Semoga puasa kita bisa memperoleh martabat taqwa. (AU-04042022).