Saturday, April 30, 2022

Puasa (28)

Pernah suatu hari  saat azan zuhur saya pergi keluar rumah, didepan rumah berjumpa tetangga yang mau shalat ke masjid. Kebetulan rumah saya dekat masjid, tapi saya keluar rumah bukan mau ke masjid. Terbayang dalam fikiran saya mungkin si tetangga itu bertanya dalam hatinya, kenapa saya tidak ke masjid. Boleh jadi dia juga menyombongkan diri karena bisa ke masjid untuk shalat zuhur dibandingkan dengan saya yang tidak.  Kalau kemungkinan itu terjadi, apakah tindakan saya salah karena memantik  orang lain jadi berpikir sombong? Nurani saya berkata meskipun tidak ada niat tapi saya mempunyai kontribusi membuat orang berfikir sombong.


Para ulama sepakat mengatakan bahwa kalau beramal jangan punya pamrih, harus tulus dan lillahi ta’ala dan kita hanya mengharapkan ridha (serta pahala) dari Allah. Disini timbul satu lagi pertanyaan, bukankah dengan mengharap ridha (serta pahala) juga sebuah pamrih? Masih tuluskah kita kalau masih mengharapkan sesuatu? Nurani saya berkata ketulusannya dipertanyakan karena masih punya pamrih.


Pertanyaan-pertanyaan yang timbul dari kejadian diatas menjadi bahan renungan kita menjelang puasa selesai. Bagi saya, walaupun ada bisikan nurani, masih tetap akan menjadi renungan. 

(AU-30042022).

No comments: