Thursday, May 17, 2012

ISLAM


Islam adalah suatu proses intelektual, dimana seorang hamba yang saleh berproses secara berjenjang yang terdiri beberapa tahapan. Proses tersebut adalah proses: inna lillahi wa inna ilaihi raji’un, yang berarti: sesungguhnya kita berasal dari Allah dan kepada -Nya kita akan kembali. Jadi tujuan proses adalah untuk dapat menerima petunjuk Allah melalui Al-Quran secara paripurna, dalam proses manusia untuk kembali kepada-Nya.

Sebagaimana kita ketahui, Al-Quran diturunkan dalam dua periode, yaitu periode Makkah yang dikenal dengan ayat-ayat Makkiyah dan periode Madinah yang dikenal sebagai ayat-ayat Madaniyah. Ayat-ayat Makkiyah adalah ayat-ayat yang diturunkan sejak kenabian Muhammad sampai dengan beliau hijrah ke Madinah, sedangkan ayat-ayat Madaniyah adalah ayat-ayat yang diturunkan sejak beliau hijrah, termasuk ayat yang turun di Makkah setelah hijrah.

Jika diperhatikan secara mendalam kandungan ayat pada kedua periode ini mempunyai perbedaan mendasar. Ayat-ayat Makkiyah yang diturunkan lebih awal adalah ayat-ayat yang mengandung pengertian dan wawasan universal, memerlukan ilmu dan pikiran untuk memahaminya. Sementara ayat-ayat Madaniyah lebih kepada konteks praktis, kontekstual, menyangkut aturan atau syari’at.

Nabi Muhammad saw. pada periode awal Islam di abad ke tujuh, mengalami kesulitan memberikan pemahaman ayat-ayat yang beliau terima waktu itu, yaitu ayat-ayat Makkiyah. Selama duabelas tahun lebih perkembangan islam periode awal, tidak terlalu menggembirakan. Periode awal Islam tersebut sejak ayat pertama diwahyukan sampai dengan beliau Hijrah ke Madinah, pengikut Muhammad hanya beberapa puluh keluarga.

Oleh sebab itu Allah swt. melalui Rasulullah saw. kemudian menurunkan ayat yang lebih praktis dalam rangka menyiapkan masyarakat jahiliyah untuk dapat memahami Islam yang disampaikan ayat Makkiyah yang universal tersebut.

Oleh Mahmoud Mohammed Taha, seorang ulama terkenal dari Sudan dalam bukunya The Second Message of Islam, melihat proses pengislaman manusia tersebut dan dia mengkategorikan ayat-ayat Madaniyah sebagai pesan pertama, karena ayat Madaniyah adalah tuntunan mempersiapkan diri, meskipun diturunkan sesudah ayat-ayat Makkiyah. Dan ayat Makkiyah dikategorikan sebagai pesan kedua Islam bagi ummat yang sudah siap untuk menerima pesan-pesan universal. Pematangan diri untuk dapat menerima pesan ayat Makkiyah, berproses secara makro untuk suatu kaum seperti kaum jahiliyah zaman Rasulullah yang dipersiapkan dengan tuntunan ayat-ayat Madaniyah bersama Rasulullah.

Proses tersebut juga akan berlaku bagi setiap individu selama hayatnya. Jenjang yang harus dilalui ini adalah proses pematangan diri untuk dapat menerima pesan-pesan ayat Makkiyah yang universal. Proses tersebut disebut proses pematangan dimana manusia disiapkan untuk dapat menerima pesan-pesan universal ayat-ayat Makkiyah. Adapun tahap tersebut dapat disimpulkan dalam tujuh tahapan yaitu:

1. Al –Islam, yaitu mengikat manusia dalam kepatuhan secara eksternal, melalui syahadat, shalat, zakat, puasa, dan haji. Manusia harus mematuhi aturan formal islam yang dikenal dengan rukun Islam. Ikatan ini masih sekedar ikatan eksternal seperti yang terlihat, belum sampai menyentuh terlalu dalam.

2. Al-Iman, yaitu percaya kepada Allah, Rasul, malaikat, kitab suci, hari akhir, qadha dan qadhar. Sesuai dengan arti kata iman yang juga berarti aman. Maka manusia tidak hanya percaya tapi juga harus merasa aman bersama Allah. Seperti anak kecil yang merasa aman bersama orang tuanya. Kemudian manusia juga juga harus member rasa aman bagi manusia dan makhluk lainnya.

3. Al-Ikhsan, yang digambarkan dengan beribadah kepada Allah seolah-olah kita melihat-Nya. Kalaupun kita tidak melihat-Nya, yakinlah bahwa Dia pasti selalu melihat kita.

Ketiga tahapan diatas Islam, Iman dan Ikhsan adalah kaidah-kaidah dogmatis yang dikenal sebagai aqidah. ‘Aqidah yang artinya yang mengikat kita pada jalan menuju Allah, dalam hal ini agama Islam. Periode ‘aqidah adalah periode ayat-ayat Madaniyah mematangkan manusia, untuk siap menerima pesan Makkiyah.

Tahapan lebih lanjut adalah tahapan sesudah tahapan dogmatis, yaitu tahapan yang berpijak pada pengetahuan. Biasanya disebut dengan hakekat, sebagai tingkatan yang lebih advance, dimana ayat Makkiyah dapat berfungsi dengan effektif. Tahapan itu adalah:

4. ‘Ilman yaqin, yaitu keyakinan yang difahami melalui ilmu pengetahuan.

5. ‘Ainul yaqin, yaitu keyakinan yang difahami dengan penglihatan.

6. Haqqul yaqin, yaitu keyakinan yang sesungguhnya.

Setelah tahapan hakekat diatas kemudian barulah proses ini sampai ke puncaknya yaitu tahap ketujuh yang disebut Al-Islam. Al-Islam terakhir ini berbeda dengan Al-Islam yang awal. Al-Islam yang terakhir adalah sepenuhnya berserah diri. Inilah Islam kaffah seperti yang disebutkan dalam Al-Quran.

Untuk menjadi Islam yang berserah diri sepenuhnya, sesuai dengan makna kata islam yaitu berserah diri, kita harus bergerak maju. Dengan mengetahui proses dan tahapan diatas, kita harus menyadari bahwa Islam tidak hanya berhenti dalam tahap ‘aqidah. Kita harus meningkat ketahap ilmu pengetahuan menuju hakekat sehingga dapat mencapai puncak keislaman dalam hidup kita yang pendek ini.

Adli Usuluddin, 5 May 2012.