Sekali lagi saya berkomentar tentang khutbah Jum'at. Pada Jum'at 4 Januari 2008 khatib di masjid tempat saya biasa jum'atan dekat kantor menyampaikan keistimewaan hari Jum'at.
Sepintas yang dikemukakan adalah wajar dan lumrah. Bahwa hari Jum'at punya keistimewaan dimata Tuhan sehingga ada perintah shalat jum'at, kemudian disampaikan bahwa ibadah apapun yang dilakukan dihari Jum'at akan mendapat ganjaran pahala berlipat dari Allah, sampai-sampai khatib menganjurkan hari Jum'at sebagai hari libur dan aktifitas ibadah sebaiknya dilakukan sepanjang hari, atau pekerjaan baik-baik dilakukan pada hari itu. Sayangnya ibadah yang dianjurkan khatib adalah sebatas ibadah personal seperti shalat dan zikir.
Memang shalat jum'at adalah shalat yang diistimewakan dalam Islam, tapi menempatkan hari Jum'at hari istimewa seperti yang digambar khatib tersebut adalah berlebihan. Tuhan menciptakan hari adalah sama, kalau satu hari diistimewakan maka harus ada hari yang tidak istimewa, dan ini berlawanan dengan prinsip ke-Maha Adil-an Tuhan. Melakukan ibadah apapun di hari apapun pasti akan diberi ganjaran Tuhan. Kita tidak harus peduli dengan ganjaran tersebut, kita harus peduli hanya pada apa yang menjadi kewajiban kita, baik itu kewajiban kepada Tuhan maupun kewajiban kepada sesama makhluk. Ibadah pun tidak hanya ibadah personal seperti shalat dan zikir, tapi harus seimbang dengan ibadah sosial.
No comments:
Post a Comment